Gattuso Memuji De Zerbi Setelah Drama Seru di Liga Europa
Gennaro Gattuso memberikan pujian kepada pelatih Brighton, Roberto De Zerbi, setelah timnya berhasil bangkit dari ketinggalan 2-0 untuk bermain imbang 2-2 melawan Olympique Marseille di Liga Europa. Kedua pelatih Italia ini telah beberapa kali bertemu sebelumnya, namun kali ini mereka bersaing di panggung Liga Europa.
Pertandingan tersebut dimulai dengan Marseille unggul 2-0 berkat gol cepat dari Chancel Mbemba dan mantan gelandang Fiorentina dan Roma, Jordan Veretout. Namun, Brighton berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Pascal Gross dan penalti Joao Pedro di menit-menit akhir.
Ini adalah pertandingan kedua Gattuso bersama Marseille, dan meskipun mereka hanya meraih hasil imbang, Gattuso merasa terkesan dengan dukungan yang diberikan oleh para pendukung Marseille di Stade Velodrome.
“Ketika Anda berada di rumah, Anda menonton banyak pertandingan. Saya tahu kota ini haus akan sepakbola dan saya merasa mereka memberikan dukungan besar untuk kami malam ini,” kata Gattuso kepada Sky Sport Italia.
“Kami sebenarnya bisa membuat mereka lebih bahagia, tetapi saya baru beberapa hari di sini, saya menikmati petualangan ini. Saya merasa kami tampil baik melawan Monaco dan Brighton, kami mulai melihat tanda-tanda kemajuan.
“Namun, kami masih lemah dan membuat terlalu banyak kesalahan yang seharusnya bisa dihindari. Ini adalah tanggung jawab saya dan staf saya untuk memperbaiki situasi ini.”
Sebelum pertandingan ini, banyak yang membicarakan sejarah perseteruan antara De Zerbi dan Gattuso, terutama playoff promosi Serie C antara Pisa dan Foggia yang berujung pada kekacauan di lapangan dan perdebatan sengit di pinggir lapangan setelah Gattuso diserang dengan botol.
“Orang masih ingat apa yang terjadi di Pisa, tapi itu sudah bertahun-tahun yang lalu,” ujar Gattuso.
“Saya sungguh yakin Roberto adalah pelatih hebat, dia melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan di Brighton tanpa metode kerja yang kuat. Dia telah menciptakan tim yang tahu apa yang harus dilakukan, dan bukan kebetulan jika dia membuat klub-kub besar di Inggris gila.
“Ada rasa saling menghormati, apa yang terjadi tujuh atau delapan tahun lalu karena kami berdua memiliki karakter yang penuh semangat dan kami melakukan segala yang diperlukan untuk menang.”