Protes Fans Milan Meledak di San Siro: Cardinale Dihujani Kecaman, Akankah Milan Kembali Bangkit?

Rodrigez Perez Posted On December 30, 2024

48 Views

protes fans milan, cardinale dikecam, milan, fantasheva, Berita, Sepak Bola, Terbaru, Jadwal, Hasil Pertandingan, Analisis, Liga Terbesar Dunia, fantasheva, Seri A, Coppa Italia, Premier League, La Liga, Bundesliga, piala dunia, kualifikasi, sgn138, daftar sgn138, login sgn138, slot, slot gacor, slot online, slot dana, slot maxwin, mahjong, slot gacor 2025, slot kamboja, slot thailand, slot vietnam, slot pulsa, slot 1000, slot 5000, slot ovo, pragmatic, sabung ayam, togel, toto, scatter, spin, casino, baccarat, rtp, rtp slot, nolimit slot, casino online, bonus slot, sportbet, mixparlay, parlay, pachinko, pachinko live, bola live, handicap, over under, tafsir mimpi, zeus, kakek zeus, princess, bonanza, pgsoft, agen slot terpercaya, depo pulsa, tanpa potongan, bonus new member, to rendah, game, games, jackpot, poker, slot jackpot, free chip, sexy baccarat, roulette, keno, tembak ikan, sports, sbo, sbo bet, sbobet, pola gacor, live slot, jeslot, lite play, playstar, habanero, spadegaming, spade gaming, joker, cq9, micro gaming, microgaming, skywind, rich88, r88, naga game, naga games, fachai, fa chai, nolimit, no limit, no limit city, nolimit city, mario club, mimi gaming, mancala gaming, playngo, jili, red tiger, pascal, hacksaw, saba, saba gaming, saba sports, virtual sports, vietnam, quy tắc chiến thắng, đánh bài, cờ bạc, game bài, cá cược, cược thể thao, chơi game, casino trực tuyến, lô đề, xổ số, đánh lô, thẻ game, đặt cược, thưởng thưởng,

81 / 100

Poin Penting Artikel

Protes Fans Milan: “Cardinale, Kamu Harus Jual!” Sorakannya Menggema di San Siro

Laga AC Milan melawan Roma di San Siro tidak hanya diwarnai oleh tensi di lapangan, tetapi juga oleh protes besar-besaran dari para fans yang kecewa dengan kepemilikan klub. Dalam 10 menit pertama pertandingan, suara protes keras datang dari Curva Sud, area stadion yang dikenal sebagai markas para ultras Milan. Para pendukung Rossoneri dengan tegas menuntut agar Gerry Cardinale, pemilik klub asal Amerika, segera menjual AC Milan.

Protes ini bukanlah yang pertama kali terjadi, dan sorakan “Cardinale, kamu harus jual!” kembali terdengar menggema di seluruh stadion. Kekecewaan yang mendalam terhadap kebijakan pengelolaan klub oleh Cardinale dan dewan direksi membuat para fans merasa bahwa pemilik klub tidak memahami esensi dan tradisi Milan yang sebenarnya. Setelah pengumuman susunan pemain selesai, protes semakin keras dengan berbagai lagu dan teriakan yang menyuarakan kekecewaan, seperti “Kami Milan” dan “Klub ini tidak pantas mendapatkan kita”.

Selain itu, “Kami tidak Amerika!” juga kembali terdengar sebagai simbol ketidakpuasan terhadap dominasi pemilik asing yang dianggap tidak paham dengan budaya Milan. Protes ini juga pernah terdengar saat perayaan ulang tahun ke-125 Milan, saat laga melawan Genoa berakhir imbang tanpa gol.

Kemenangan Tak Mengubah Suasana: Gol Reijnders Tidak Cukup Mengalihkan Perhatian

Meski Tijjani Reijnders berhasil membuka skor untuk Milan, gol tersebut tidak mampu mengubah suasana tegang di San Siro. Sebagian besar fans tetap dalam diam setelah merayakan gol tersebut, menandakan bahwa protes terhadap manajemen lebih penting bagi mereka daripada euforia kemenangan. Ketika Paulo Dybala menyamakan kedudukan untuk Roma, ketegangan semakin memuncak. Meski Milan berhasil meraih satu poin, fans tetap fokus pada ketidakpuasan mereka terhadap kepemilikan klub yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Milan.

Kekecewaan Terhadap Kepemilikan Asing: Apa Yang Sebenarnya Terjadi dengan Milan?

Sejak Elliott Management mengambil alih kepemilikan AC Milan dan dilanjutkan oleh Cardinale, klub legendaris ini semakin terperosok dalam kontroversi. Mulai dari kebijakan transfer yang tidak memadai hingga hubungan yang semakin memburuk antara pengelola klub dengan para fans, ketidakpuasan semakin meluas. Protes ini mencerminkan kekecewaan yang mendalam terhadap arah yang diambil oleh pemilik baru yang dianggap lebih fokus pada aspek bisnis dan finansial ketimbang tradisi dan sejarah klub.

Bagi sebagian fans, Cardinale dianggap hanya memandang AC Milan sebagai aset investasi dan proyek finansial, bukan sebagai klub sepakbola dengan sejarah yang kaya. Mereka merasa bahwa pengelolaan yang lebih berorientasi pada keuntungan jangka pendek justru merusak identitas Milan yang selama ini dikenal sebagai salah satu klub terbaik di dunia. Tuntutan agar Cardinale segera menjual klub semakin kuat di setiap laga besar, mencerminkan kekecewaan yang semakin mendalam terhadap pengelolaan klub.

Protes Fans Lebih Penting dari Hasil Pertandingan: Milan vs Roma

Hasil imbang 1-1 melawan Roma bisa dianggap sebagai hasil yang tidak terlalu buruk, tetapi bagi para fans Milan, protes terhadap manajemen tetap menjadi isu utama yang lebih penting daripada hasil pertandingan itu sendiri. Ketegangan antara klub dan penggemar semakin memuncak, dengan fans terus menuntut perubahan dalam pengelolaan klub. Meskipun ada beberapa sinyal positif dari tim di lapangan, ketidakpuasan terhadap pengelolaan klub tampaknya lebih dominan dalam pikiran Milanisti.

Arah Masa Depan Milan: Kembali ke Jalur Kemenangan atau Terperosok Lebih Dalam?

Perubahan di Milan kini tidak hanya datang dari dalam lapangan, tetapi juga dari luar lapangan. Ketidakpuasan terhadap cara klub dikelola semakin besar, dan fans semakin khawatir bahwa masa depan Milan semakin terancam. Apakah AC Milan akan kembali ke jalur kemenangan di bawah kepemilikan yang lebih peduli terhadap tradisi klub, atau malah semakin terperosok dalam krisis yang semakin dalam?